Jumat, 22 Juli 2016

PROPOSAL PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN



PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. BUANA SAMUDRA LESTARI JUWIRING, KLATEN




OLEH :
INTAN DWI ASTUTI
NIM. A210140127
KELAS D


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2016


 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia (SDM) dalam suatu sistem operasi perusahaan
merupakan salah satu modal dasar, memegang suatu peran yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam setiap penyelenggaraan kegiatan perusahaan meskipun peran dan fungsi dari tenaga kerja telah banyak digantikan dengan teknologi yang semakin canggih. Tetapi pada kenyataannya sampai saat ini tenaga kerja masih menjadi faktor yang penting dalam menentukan jalannya proses produksi.
PT. Buana Samudra Lestari merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri garmen dengan komoditas utama yaitu pakaian jadi. Perusahaan ini berada di daerah Juwiring, Klaten. Dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat maka sumber daya manusia sangat diperlukan. Target kerja yang dijadikan tolak ukur di PT. Buana Samudra Lestari adalah jumlah unit barang jadi yang mampu dibayarkan perusahaan.
Menurut Rivai (2004), Kinerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan. Widodo (2006:78) mengemukakan kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang di harapkan. Sedangkan menurut (Hakim, 2006) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja.
Untuk menciptakan kinerja karyawan yang tinggi didalam diri karyawan, diperlukan faktor-faktor yang secara signifikan berpengaruh yakni, faktor yang berhubungan dengan pendidikan, faktor yang berhubungan dengan pelatihan, faktor yang berhubungan dengan motivasi, faktor yang berhubungan dengan pengalaman dan faktor yang berhubungan dengan keahlian (Sutermeister, 1999).
Pada kajian pendahuluan di PT. Buana Samudra Lestari memperlihatkan bahwa diantara sekian banyak faktor-faktor diatas, yang masih menjadi masalah adalah motivasi dan pengalaman kerja. Masalah-masalah tersebut diperoleh dari hasil kuisioner awal kepada 30 orang, memperlihatkan faktor-faktor yang menjadi masalah sampai faktor yang kurang menjadi masalah bagi karyawan, yakni (1). Motivasi, (2). Pengalaman kerja, (3). Pelatihan. (Lihat Tabel 1-1)
Tabel 1-1. Hasil Kuisioner Prariset
Faktor-faktor
Kinerja Karyawan
Frekuensi
(Orang)
Persentase
(%)
Motivasi
12
40.00
Pengalaman kerja
9
30.00
Pelatihan
5
16.67
Pendidikan
3
10.00
Keahlian
1
3.33

30
100.00

Dengan adanya keberhasilan kinerja karyawan merupakan hal penting dalam perekonomian secara keseluruhan demi menjaga daya saing dan meningkatkan standar hidup. Produktivitas kerja yang dihitung sebagai PDB dari setiap orang yang diperkerjakan diharapkan mengalami peningkatan secara tetap setiap tahunnya.
Namun demikian, berdasarkan dokumen penelitian oleh Zafhran Saputra (2012), kinerja karyawan diperusahaan-perusahaan di Indonesia mengalami penurunan hingga 19%. Kondisi ini makin parah dengan pekerja di Indonesia yang bekerja dengan jam kerja yang panjang pada pekerjaan berupah rendah dan kurangnya pengalaman kerja sebelumnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor utama adalah kurangnya motivasi dan pengalaman kerja yang mumpuni.
Berdasarkan paparan diatas dapat dimaknai “bahwa telah terjadi kesenjangan kinerja karyawan di Indonesia”. Hal ini tentunya tidak dapat dibiarkan berlarut-larut sehingga akan merugikan kehidupan perekonomian di Indonesia, dan dapat menyebabkan adanya konflik yang berkepanjangan.
Bertolak dari dasar teori yang ada dalam penelitian ini, sebagai faktor penduga kinerja karyawan sengaja dipilih faktor motivasi dan pengalaman kerja dengan berbagai alasan yang cukup mendasar.
Pertama, pilihan atas motivasi. Dalam kehidupan berorganisasi, pemberian dorongan sebagai bentuk motivasi kerja kepada bawahan penting dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan.  Motivasi merupakan faktor yang kehadirannya dapat menimbulkan kepuasan kerja, dan meningkatkan kinerja karyawan (Umar,1999). Kemudian motivasi sendiri adalah reaksi yang timbul dari dalam diri seseorang sebagai dorongan karena adanya rangsangan dari luar yang mempengaruhi untuk memenuhi tujuan tertentu (Suranta,2002).
Kedua, pengalaman kerja. Pengalaman kerja adalah proses pembentukan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan bagi pegawai karena keterlibatan pegawai tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaannya (Manulang, 1984 : 15). Pendapat lain mengatakan bahwa pengalaman kerja merupakan suatu ukuran tentang lama waktu atau masa kerjanya yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik (Ranupandojo, 1984 : 71). Menurut Trijoko, pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu (Trijoko, 1980 : 82).
Bertolak dari paparan diatas, peneliti tertarik untuk membuktikan benar tidaknya suatu perusahaan akan berhasil dengan dorongan motivasi dan pengalaman kerja akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan dalam judul penelitian: Kontribusi faktor motivasi dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan PT. Buana Samudra Lestari Juwiring, Klaten”.


B.     Identifikasi Masalah
Relevan dengan latar belakang sebelumnya, maka masalah-masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:
1.      Kajian-kajian teoritis memperlihatkan bahwa tinggi rendahnya kinerja karyawan dipengaruhi oleh masalah-masalah: Keahlian/ kemampuan, pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja dan motivasi.
2.      Motivasi dan pengalaman kerja terpilih sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan karena memiliki beberapa masalah penting sebagai berikut:
a.       Motivasi yang kurang dari dalam individu karyawan, tanggung jawab dalam melaksanakan tugas kurang baik, karyawan tidak memiliki rasa senang dalam bekerja, kurangnya perhatian dari atasan/manajer atas target yang sudah dicapai.
b.      Lama waktu atau masa kerja yang kurang, tidak menguasai peralatan yang ada, kurangnya tingkat pengetahuan dan ketrampilan.


C.    Batasan Masalah
Seperti terlihat dalam identifikasi masalah banyak kemungkinan hubungan yang dapat dipilih sebagai kajian penelitian. Namun tidak semua hubungan dikaji, tetapi hanya motivasi dan pengalaman kerja terpilih menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Untuk memperjelas hal tersebut, variabel-variabel dan hubungan-hubungan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1.      Pengaruh motivasi (mandiri) terhadap kinerja karyawan.
2.      Pengaruh pengalaman kerja (mandiri) terhadap kinerja karyawan.
3.      Pengaruh motivasi dan pengalaman kerja (bersama) terhadap kinerja karyawan.
Sesuai dengan hubungan yang telah dibatasi tersebut, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
a.       Apakah motivasi mempengaruhi kinerja karyawan?
b.      Apakah pengalaman kerja mempengaruhi kinerja karyawan?
c.       Apakah motivasi dan pengalaman kerja mempengaruhi kinerja karyawan?


D.    Tujuan
Tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah diatas, yakni:
1.      Menguji pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan.
2.      Menguji pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan.
3.      Menguji pengaruh motivasi dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan.


E.     Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:
1.      Sebagai tembahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin ilmu yang ditekuni.
2.      Referensi bagi peneliti berikutnya dalam mengkaji masalah yang sama dimasa mendatang.



BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Kajian Pustaka
Peneliti mengemukakan kesimpulan dari pendapat yang telah dikutip sebagai berikut:
1)      Motivasi
a.      Pengertian motivasi
Pengertian motivasi menurut para ahli antara lain:
1.      Motivasi merupakan faktor yang kehadirannya dapat menimbulkan kepuasan kerja, dan meningkatkan kinerja karyawan (Umar,1999).
2.      Motivasi adalah reaksi yang timbul dari dalam diri seseorang sebagai dorongan karena adanya rangsangan dari luar yang mempengaruhi untuk memenuhi tujuan tertentu (Suranta,2002).
Berdasarkan pengertian tentang motivasi diatas, disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah dorongan atau semangat yang timbul dalam diri seseorang atau karyawan untuk melakukan sesuatu atau bekerja, karena adanya rangsangan dari luar baik itu dari atasan serta adanya dasar untuk memenuhi kebutuhan dan rasa puas, serta memenuhi tanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan dan dilakukan dalam organisasi.

b.      Teori motivasi
1.      Teori isi
a.       Teori hierarki kebutuhan
a)      Kebutuhan fisiologis, merupakan suatu kebutuhan yang paling mendasar, seperti makanan, minuman, dan kebutuhan biologis lainya.
b)      Kebutuhan rasa aman, suatu kebutuhan akan rasa ingin dilindungi seperti keterjaminan seperti asuransi misalnya.
c)      Kebutuhan sosial, misanya seperti cinta, persahabatan, rasa memiliki satu sama lain dan dapat diterima disuatu kelompok atau keluarga.
d)     Kebutuhan harga diri, seperti status, kedudukdan, jabatan, pengakuan, penghormatan.
e)      Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan akan pengunaan potensi diri, pengembangan diri seperti konglomerat melakukan ekspansi dalam bisnis akan tetapi tidak sekedar berbisnis saja melainkan ingin menunjukan bahwa dirinya mampu. Manfaat dari teori ini adalah agar para manager mampu mengetahui apa yang belum terpenuhi bagi karyawan supaya dapat memotivasi mereka.
b.      Teori motivasi pemeliharaan
a)      Faktor kepuasan kerja merupakan penyebab kepuasan kerja dan merupakan “factor motivator” yaitu prestasi, penghargaan, tanggung jawab, pekerjaan yang memerlukan kreaktivitas, kemajuan dan peningkatan.
b)      Faktor ketidakpuasan kerja yang merupakan faktor penyebab ketidakpuasan kerja merupakan faktor pemeliharaan yaitu : kebijaksanaan dan administrasi, kualitas pengendalian, kondisi kerja hubungan kerja, status pekerjaan, keamanan kerja, dan kehidupan pribadi si karyawan.
c.       Teori prestasi
Teori tersebut dipelopori oleh David Mc. Clelland, yang intinya motivasi seseorang sangat tergantung pada tinggi rendahnya keinginan seseorang untuk berprestasi, yang maksudnya semakin tinggi keinginan berprestasi maka semakin tinggi pula motivasi apabila jika semakin rendah keinginan untuk berprestasi maka akan semakin rendah pula motivasinya.

2.      Teori kebutuhan Mc Clelland
Menurut Mc Clelland (Robins, 2006) ada mengatakan 3 jenis kebutuhan, yaitu:
a.       Kebutuhan akan prestasi: Dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses.
b.      Kebutuhan akan kekuasaan: kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalamsuatu cara yang orang-orang itu (tanpa dipaksa) tidak akan berperilaku demikian.
c.       Kebutuhan akan afiliasi: hasrat untuk hubungan antar-pribadi yang ramah dan akrab.

3.      Teori penguatan
Terdapat tiga jenis pada teori penguatan, yaitu: penguatan positif, penguatan negative, dan hukum.

4.      Teori penetapan tujuan
Teori penetapan tujuan dikembangkan oleh Edwin Locke. Dimana teori ini menguraikan hubungan antara tujuan yang ditetapkan dengan prestasi kerja. Konsep dasar dari teori penetapan tujuan adalah bahwa karyawan yang memahami tujuan (apa yang diharapkan organisasi terhadapnya) akan mempengaruhi kerjanya. Dengan menetapkan tujuan yang menentang (sulit) dan dapat diukur hasilnya akan dapat meningkatkan prestasi kerja.

5.      Teori Abraham Maslow
Teori motivasi Abraham Maslow (Robins, 2006) mengatakan bahwa di dalam diri semua manusia bersemayam lima jenjang kebutuhan, yaitu sebagai berikut:
a.       Fisiologis: antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lain.
b.      Keamanan: antaranya keselamatan dan perlindungan atas kerugian fisik dan emosional.
c.       Sosial: mencakup kasih saying, rasa memiliki, diterima-baik, dan persahabatan.
d.      Penghargaan: mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi serta faktor dari luar misalnya status, pengakuan, dan perhatian.
e.       Aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi seseorang/sesuatu sesuai ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil.

d.      Indikator Motivasi
Menurut Usman (2006:118) indikator-indikator motivasi adalah :
1)      Prestasi
Prestasi adalah kehadiran karyawan berkenaan dengan tugas dan kewajibannya.
2)      Kerja Sama
Kerja sama adalah sikap dari individu atau sekelompok untuk saling membantu atau menginformasikan agar dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh.
3)      Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan suatu tanggung jawab untuk melaksankan suatu tugas dan untuk apa tugas itu. Seseorang dapat dipertanggung jawabkan dalam pelaksanaan tugas yang di rasakan.
d)     Kegairahan kerja
Setiap karyawan memiliki kesenangan mendalam ( minat ) terhadap pekerjaan yang di percayakan kepadanya, pada umumnya memiliki motivasi kerja yang positif atau tinggi.
e)      Hubungan yang harmonis
Hubungan antara pemimpin dengan karyawan sangat besar pengaruhnya terhadap motivasi kerja. Pimpinan yang memperlakukan karyawan secara manusiawi dengan sikap saling menghormati, menghargai, percaya dan menerima satu sama lain akan menimbulkan rasa senang dalam kerja sama.


2)      Pengalaman kerja
a.      Pengertian pengalaman kerja
Pengertian pengalaman kerja menurut para ahli antara lain:
1.      Pengalaman kerja adalah proses pembentukan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan bagi pegawai karena keterlibatan pegawai tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaannya (Manulang, 1984 : 15).
2.      Pengalaman kerja merupakan suatu ukuran tentang lama waktu atau masa kerjanya yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik (Ranupandojo, 1984 : 71).
3.      Menurut Trijoko, pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu (Trijoko, 1980 : 82).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pengalaman kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya.

b.      Indikator Pengalaman Kerja
Menurut Foster (2001:43) ada beberapa hal untuk menentukan berpengalaman tidaknya seseorang karyawan yang sekaligus sebagai indikator pengalaman kerja, yaitu:
1.      Lama waktu / masa kerja.
Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik.
2.      Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Pengetahuan merujuk pada konsep , prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan karyawan. Pengetahuan juga mencakup kemampuan untuk  memahami dan menerapkan informasi pada tanggung jawab pekerjaan. Sedangkan
keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.
3.      Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan.
Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek-aspek teknik peralatan dan teknik pekerjaan.

c.       Pengukuran Pengalaman Kerja
Pengukuran pengalaman kerja sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong efisiensi dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. Beberapa hal yang digunakan untuk mengukur pengalaman kerja seseorang adalah :
1.      Gerakannya mantap dan lancar Setiap karyawan yang berpengalaman akan melakukan gerakan yang mantap dalam bekerja tanpa disertai keraguan.
2.      Gerakannya berirama Artinya terciptanya dari kebiasaan dalam melakukan pekerjaan sehari – hari.
3.      Lebih cepat menanggapi tanda – tanda Artinya tanda – tanda seperti akan terjadi kecelakaan kerja.
4.      Dapat menduga akan timbulnya kesulitan sehingga lebih siap menghadapinya Karena didukung oleh pengalaman kerja dimilikinya maka seorang pegawai yang berpengalaman dapat menduga akan adanya kesulitan dan siap menghadapinya.
5.      Bekerja dengan tenang Seorang pegawai yang berpengalaman akan memiliki rasa percaya diri yang cukup besar. (Asri, 1986 : 131).
Dari uraian tersebut dapat diketahui, bahwa seorang karyawan yang berpengalaman akan memiliki gerakan yang mantap dan lancar, gerakannya berirama, lebih cepat menanggapi tanda – tanda, dapat menduga akan timbulnya kesulitan sehingga lebih siap menghadapinya, dan bekerja dengan tenang serta dipengaruhi faktor lain yaitu : lama waktu/masa kerja seseorang, tingkat pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki dan tingkat penguasaan terjadap pekerjaan dan peralatan. Oleh karena itu seorang karyawan yang mempunyai pengalaman kerja adalah seseorang yang mempunyai kemampuan jasmani, memiliki pengetahuan, dan keterampilan untuk bekerja serta tidak akan membahayakan bagi dirinya dalam bekerja.

3)      Kinerja karyawan
a.      Pengertian kinerja karyawan
Pengertian kinerja karyawan menurut para ahli antara lain:
1.      Rivai (2004), menyatakan bahwa kinerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan.
2.      Widodo (2006:78), mengemukakan bahwa kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang di harapkan.
3.      Hakim (2006), mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu.
Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat diatas, kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang dberikan kepadanya.

b.      Indikator- indikator kinerja karyawan
Menurut Sutermeister (1999), untuk mengukur kinerja karyawan diperlukan suatu indikator, sebagai berikut:
a.       Motivasi
Ini merupakan suatu rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok karyawan yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b.      Pengalaman kerja
Orang yang berpengalaman dalam bekerja memiliki kemampuan kerja yang lebih baik dari orang yang baru saja memasuki dunia kerja, karena orang tersebut telah belajar dari kegiatan-kegiatan dan permasalahan yang timbul dalam kerjanya.
c.       Pelatihan
Ini merupakan keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan seorang karyawan.
d.      Pendidikan 
Pendidikan yaitu sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan spesifik
e.       Keahlian
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja.

c.       Penilaian kinerja
Penilaian kinerja merupakan upaya membandingkan prestasi actual karyawan dengan prestasi kerja dengan yang diharapkan darinya (Dessler, 2000). Dalam penilaian kinerja karyawan tidak hanya menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan yang menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan kerja, kerajinan, kedisiplinan, hubungan kerja, atau hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan level pekerjaan yang dijabatnya. Menurut (Desller, 2000) ada 5 faktor dalam penilaian kinerja yang popular, yaitu:
a)      Prestasi pekerjaan, meliputi: akurasi, keterampilan, dan penerimaan keluaran.
b)      Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi.
c)      Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran, arahan atau perbaikan.
d)     Kedisiplinan, meliputi: kehadiran, sanksi, regulasi, dapat dipercaya atau diandalkan dan ketepatan waktu.
e)      Komunikasi, meliputi: hubungan antar karyawan maupun dengan pimpinan, media komunikasi.
Menurut (Handoko, 2002) pengukuran kinerja adalah usaha untuk merencanakan dan mengontrol proses pengelolaan pekerjaan sehingga dapat dilaksanakan sesuai tujuan yang telah ditetapkan, penilaian prestasi kerja juga merupakan proses mengevaluasi dan menilai prestasi kerja karyawan di waktu yang lalu atau untuk memprediksikan prestasi kerja di waktu yang akan datang dalam suatu organisasi.
Kinerja karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja karyawan selama periode tertentu. Pemikiran tersebut dibandingkan dengan target atau sasaran yang telah disepakati bersama. Tentunya dalam penilaian tetap mempertimbangkan berbagai keadaan dan perkembangan yang mempengaruhi kinerja tersebut. (Handoko, 2000) menyebutkan bahwa penilaian kinerja terdiri dari 3 kriteria, yaitu:
a)      Penilaian berdasarkan hasil yitu penilaian yang didasarkan adanya target-target dan ukuranya spesifik serta dapat di ukur.
b)      Penilaian berdasarkan perilaku yaitu penilaian-penilaian perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan.
c)      Penilaian berdasarkan judgement yaitu penilaian berdasarkan kualitas pekerjaan, koordinasi, pengetahuan, pekerjaan dan keterampilan, kreativitas kerja serta kesadaran dalam penyelesaian tugas dapat dipercaya.


B.     Penelitian yang Relevan
Berbagai penelitian yang relevan sebagai acuan peneliti adalah sebagai berikut:
Penelitian oleh Iman Sukendar (2007), dengan judul “Pengaruh Motivasi dan Diklat terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Kehutanan Kabupaten Pelalawan”. Penelitian ini mendeskripsikan bahwa, terdapat pengaruh yang cukup signifikan dari pelaksanaan motivasi terhadap tingkat kinerja pegawai pada Dinas Kehutanan Kabupaten Pelalawan. Terdapat pengaruh yang signifikan dari pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat kinerja pegawai pada Dinas Kehutanan kabupaten Pelalawan, Terdapat pengaruh yang cukup signifikan dari pelaksanaan kebijkan motivasi serta pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat kinerja pegawai pada Dinas Kehutanan Kabupaten Pelalawan.
Penelitian oleh Muhammad Mushonnif (2008), dengan judul “Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bank Bukopin Syariah Cabang Darmo Surabaya”. Penelitian ini mendeskripsikan bahwa, motivasi mempunyai pengaruh yang cukup atau sedang terhadap produktivitas kerja karyawan Bank Bukopin Syari’ah cabang Darmo Surabaya, dengan nilai 0,67 yang besarnya berkisar antara 0,20-0,40 yang berarti dalam kategori cukup atau sedang.
Penelitian oleh Lilik Zainiyah (2008), dengan judul “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Bangun Kubah Sarana Gedongan Waru Sidoarjo”. Penelitian ini mendeskripsikan bahwa antara kepuasan kerja dan produktivitas kerja karyawan terdapat hubungan atau pengaruh yang positif dengan status yang atau tinggi.


C.    Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan faktor yang telah di identifikasikan sebagai masalah penting.
1.      Hubungan Motivasi dengan Kinerja Karyawan
Hubungan-hubungan motivasi dengan kinerja karyawan dalam penelitian ini diperlihatkan melalui teori-teori dan hasil-hasil sebelumnya antara lain:
Motivasi merupakan faktor yang kehadirannya dapat menimbulkan kepuasan kerja, dan meningkatkan kinerja karyawan (Umar,1999). Kemudian motivasi sendiri adalah reaksi yang timbul dari dalam diri seseorang sebagai dorongan karena adanya rangsangan dari luar yang mempengaruhi untuk memenuhi tujuan tertentu (Suranta,2002).
Teori dan penelitian diatas memperlihatkan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, yakni apabila motivasi bagus maka kinerja karyawan akan baik, demikian sebaliknya.







Motivasi
 

Kinerja Karyawan
 



 


Gambar 2-1. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan

2.      Hubungan Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Hubungan-hubungan pengalaman kerja dengan kinerja karyawan dalam penelitian ini diperlihatkan melalui teori-teori dan hasil-hasil sebelumnya antara lain:
Pengalaman kerja adalah proses pembentukan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan bagi pegawai karena keterlibatan pegawai tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaannya (Manulang, 1984 : 15). Pendapat lain mengatakan bahwa pengalaman kerja merupakan suatu ukuran tentang lama waktu atau masa kerjanya yang telah ditempuh seseorang dalam memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik (Ranupandojo, 1984 : 71).
Teori dan penelitian diatas memperlihatkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, yakni apabila pengalaman kerja bagus maka kinerja karyawan akan baik, demikian sebaliknya.








Pengalaman Kerja
 

Kinerja Karyawan
 



 


Gambar 2-2. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Mengingat kinerja karyawan dipengaruhi oleh dua faktor seperti pada gambar  2-1 dan 2-2, maka dalam penelitian ini kedua hubungan tersebut akan diteliti baik secara parsial maupun simultan, dengan paradigma sebagai berikut:


 




Gambar 2-3. Pengaruh Motivasi dan Pengalaman Kerja
terhadap Kinerja karyawan

Dari gambar 2-3 menjelaskan bahwa:
1.      Garis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan (hubungan parsial)
2.      Garis pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan (hubungan parsial),
3.      Garis pengaruh motivasi dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan (hubungan simultan).
Paradigma ini memperlihatkan tiga bentuk hubungan, sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.


D.    Hipotesis
Mengingat adanya tiga hubungan seperti pada kerangka konseptual diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini juga terdapat tiga buah, diantaranya:
1.      Hipotesis pertama: Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
2.      Hipotesis kedua: Pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
3.      Hipotesis ketiga: Motivasi dan pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.




BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Defenisi Operasional
1.      Variabel Independen (bebas)
a.       Motivasi (X1): Dorongan atau semangat yang timbul dalam diri seseorang atau karyawan untuk melakukan sesuatu atau bekerja, karena adanya rangsangan dari luar baik itu dari atasan serta adanya dasar untuk memenuhi kebutuhan dan rasa puas, serta memenuhi tanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan dan dilakukan dalam suatu perusahaan. Indikator motivasi adalah:
1)      Prestasi
Prestasi adalah kehadiran karyawan berkenaan dengan tugas dan kewajibannya.
2)      Kerja Sama
Kerja sama adalah sikap dari individu atau sekelompok untuk saling membantu atau menginformasikan agar dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh.
3)      Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan suatu tanggung jawab untuk melaksankan suatu tugas dan untuk apa tugas itu. Seseorang dapat dipertanggung jawabkan dalam pelaksanaan tugas yang di rasakan.
4)      Kegairahan kerja
Setiap karyawan memiliki kesenangan mendalam (minat) terhadap pekerjaan yang di percayakan kepadanya, pada umumnya memiliki motivasi kerja yang positif atau tinggi.
5)      Hubungan yang harmonis
Hubungan antara pemimpin dengan karyawan sangat besar pengaruhnya terhadap motivasi kerja. Pimpinan yang memperlakukan karyawan secara manusiawi dengan sikap saling menghormati, menghargai, percaya dan menerima satu sama lain akan menimbulkan rasa senang dalam kerja sama. (Diadaptasi dai Usman, 2006:118)
b.      Pengalaman kerja (X2): Tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya. Indikator pengalaman kerja adalah:
1)      Lama waktu / masa kerja.
Ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakannya dengan baik.
2)      Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Pengetahuan merujuk pada konsep , prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain yang dibutuhkan karyawan. Pengetahuan juga mencakup kemampuan untuk  memahami dan menerapkan informasi pada tanggung jawab pekerjaan. Sedangkan keterampilan merujuk pada kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai atau menjalankan suatu tugas atau pekerjaan.
3)      Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan.
Tingkat penguasaan seseorang dalam pelaksanaan aspek-aspek teknik peralatan dan teknik pekerjaan. (Diadaptasi dari Foster, 2001:43)

2.      Variabel Dependen (terikat):
Kinerja karyawan (Y): Hasil kerja baik itu secara kualitas maupun kuantitas yang telah dicapai karyawan, dalam menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan organisasi, hasil kerja tersebut disesuaikan dengan yang diharapkan organisasi, melalui kriteria atau standar yang berlaku dalam organisasi. Indikator kinerja karyawan adalah sebagai berikut:
a.       Motivasi
Ini merupakan suatu rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok karyawan yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b.      Pengalaman kerja
Orang yang berpengalaman dalam bekerja memiliki kemampuan kerja yang lebih baik dari orang yang baru saja memasuki dunia kerja, karena orang tersebut telah belajar dari kegiatan-kegiatan dan permasalahan yang timbul dalam kerjanya.
c.       Pelatihan
Ini merupakan keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan seorang karyawan.
d.      Pendidikan 
Pendidikan yaitu sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan spesifik
e.       Keahlian
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. (Diadaptasi dari Sutermeister, 1999)
Seluruh indikator diatas menjadi ukuran-ukuran dalam penelitian ini yang kemudian akan dikembangkan menjadi instrumen penelitian.


B.     Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Buana Samudra Lestari Juwiring, Klaten. Penelitian ini direncanakan akan berlangsung dari bulan Agustus sampai Oktober 2017. Pemilihan PT. Buana Samudra Lestari sebagai objek penelitian didasarkan pada alasan bahwa perusahaan ini merupakan perusahaan yang belum lama didirikan, sehingga mayoritas karyawannya masih baru. Karyawan baru memiliki motivasi dan pengalaman kerja yang berbeda-beda sebelum bekerja di  PT. Buana Samudra Lestari. Hal ini menyebabkan mudahnya mencari data yang dibutuhkan.


C.    Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Buana Samudra Lestari yang terdiri dari 400 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampel acak terstratifikasi (stratified random sampling), yakni mengambil sampel dengan teknik proporsiolal-random sampling dari masing-masing departemen yang ada didalam instansi.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut:

Keterangan:
n    = Jumlah/ukuran sampel
N   = Jumlah/ukuran populasi
e    = Batas toleransi kesalahan pengambilan sampel / error tolerance (dalam penelitian ini digunakan 5% atau 0,05%) (Umar, 2000).

Tabel 3-1. Jumlah Populasi dan Sampel
No.
Departemen
Populasi
Sampel
1.
Departemen produksi
140
78
2.
Departemen pemasaran
80
30
3.
Departemen penjualan
130
65
4.
Departemen personalia
50
27

Jumlah
400
200


D.    Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument angket/ kuisioner untuk masing-masing variabel penelitian:
1.      Motivasi
Instrumen motivasi dikembangkan dari indikator yang diadaptasi dari Usman (2006: 118). Jumlah butir instrumen sebanyak 5 buah yang disusun dalam skala likert, sedangkan opsi jawabannya sebanyak 5 pilihan (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju).
2.      Pengalaman kerja
Instrumen pengalaman kerja dikembangkan dari indikator yang diadaptasi dari Foster (2001: 43). Jumlah butir instrumen sebanyak 3 buah yang disusun dalam skala likert, sedangkan opsi jawabannya sebanyak 5 pilihan (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju).
3.      Kinerja karyawan
Instrumen kinerja karyawan dikembangkan dari indikator yang diadaptasi dari Sutermeister (1999). Jumlah butir instrumen sebanyak 5 buah yang disusun dalam skala likert, sedangkan opsi jawabannya sebanyak 5 pilihan (sangat setuju, setuju,netral, tidak setuju, sangat tidak setuju).
Untuk menguji ketepatan instrumen (validitas) dan kelayakan instrumen (reliabilitas), penguji validitas dan reliabilitas ini dilakukan sebelum penelitian sesungguhnya, yakni dengan mengujicobakan instrument yang telah disusun kepada responden uji coba sebanyak 30 orang.

Pengujian lengkap validitas dan reliabilitas menggunakan cara-cara berikut ini:
1.      Validitas
Uji validitas adalah merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevaliditan dari instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item yang tersaji dalam kuesioner benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Pengujian validitas menggunakan dua cara:
a.       Validitas isi: Pengujian isi angket dengan analisis rasional, kesesuaian dengan teori, dan pertimbangan ahli (pembimbing skripsi). Butir-butir instrumen didiskusikan agar benar-benar mencerminkan variabel yang diukur. Pengujian validitas isi ini tidak menggunakan teknik statistik.
b.      Validitas konstruk: Pengujian konstruk angket/instrumen dengan mengkorelasikan nilai-nilai setiap butir instrumen dengan nilai totalnya dengan menggunakan teknik atatistik korelasi, mealui bantuan program pengolah data SPSS.
2.      Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya. Pengujian reliabilitas menggunakan pendekatan konsistensi internal, yakni teknik belah dua (split half) dengan memilah butir instrumen bernomor ganjil dan butir instrumen bernomor genap, kemudian mengkorelasikannya yang dilanjutkan dengan analisis Spearman Brown. Pengolahan datanya menggunakan bantuan program penggolah data SPSS 20.


E.     Teknik Analisis Data
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dalam model regresi. Pengujian ini meliputi :

a.       Uji Normalitas
Normalitas merupakan pengujian apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen, variabel independen atua keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Modal regresi yang baik adalah distribusi datanya normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini digunakan uji statistik kolmogorof–Smirnov dengan kriteria yang digunakan adalah dengan kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan P-Value yang signifikannya jelas diketemukan yaitu sebesar 5% (0,05), jika nilai probilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,5 maka data tersebut berdistribusi normal.
b.      Uji Multikolinierteritas
Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah nodel regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Mode regresi baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Pengujian Multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: (Singgih, 2001: 357)
a. VIF > 10 terjadi multikolinieritas
b. VIF < 10 tidak terjadi Multikolinieritas
c.       Uji Heteroskedastisitas
Asumsi dalam model regresi linier klasik adalah bahwa tiap unsur distubance (m1) merupakan suatu angka yang konstan yang sama dengan s2. Apabila asumsi tidak terpenuhi maka akan terjadi heteroskedastisitas. Meskipun tidak merusak ketidak estimator OLS, namun estimator tidak mempunyai varian terkecil atau efisien. Dengan kata lain estimator tidak mempunyai sifat BLUE.
Uji heterokedasitas pengujian yang dilakukan dengan uji Park. Park memberikan saran penggunaan e12 sebagai pendekatan s2 dengan melakukan regresi sebagai berikut: (Wahid, 2004: 88).
Ln e1 2 = ln s2 = b ln X + v1
Jika b ternyata signifikan secara statistik maka dikatakan bahwa dalam data tersebut terjadi heterokedasitas, dan apabila tidak signifikan maka data terjadi tidak terjadi heterokedasitas.
Dengan bertumpu pada panduan analisis di atas, dimana:
1.      Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada/ tidak pengaruh dan kontribusi.
2.      Banyaknya variabel bebas = 2 buah, dengan variabel tak bebas = 1 buah.
Maka teknik analisis data yang tepat adalah regresi linier ganda dengan persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1Y1 + b2X2 +e
Keterangan :
Y      = Kinerja karyawan
X1      = Motivasi
X2        = Pengalaman kerja
e       = Standart kesalahan
Adapun pengolahan data untuk menguji ketiga hipotesis di atas menggunakan bantuan program pengolah data SPSS 20.



DAFTAR PUSTAKA

Bambang Kusriyanto. 1993. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Jakarta. PT.
Pustaka Binaman Pressindo.
Budhi Andri. 2012. Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan Konveksi IV PT. Dan Liris di Sukoharjo. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Solo.
Dessler, Gary. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesepuluh. Jilid 2. PT. Indeks. Jakarta.
Hadi, Sutrisno. 1990. Analisis Regresi. Andi Offset : Yogyakarta.
Hamzah B. Udo. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Organisasi & Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Jerome, Paul J. 2001. Mengevaluasi Kinerja Karyawan. Penerbit PPM: Jakarta.
Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muchdarsyah Sinungan. 2005. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.
Rimbano Dheo. 2014. Pengaruh Motivasi dan Pengalaman Kerja terhadap Produktivitas karyawan pada Master Group cash dan Credit Kota Lubuklinggau. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi Vol. 4, No. 1, Januari 2014.
Siagian, Sondang P. 2006. Manajeman Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana. 1999. Metode Statistika. Tarsito : Bandung.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). PT Rineka Cipta, Jakarta.




Lampiran 1
Tabel Pengembangan Instrumen

VARIABEL
INDIKATOR
DESKRIPTOR
ITEM
NO.
JML.
Motivasi
Prestasi bekerja
Keberhasilan adalah hal utama
1, 2
1
Tugas tambahan demi prestasi
3
1
Pencapaian target dan penghargaan
4, 5, 6, 7
4
Kerjasama
Saling membantu tanpa pamrih
8, 9
2
Tanggung jawab
Kesiapan menanggung resiko pekerjaan
10
1
Penuntasan pekerjaan
11, 12
2
Kegairahan kerja
Senang terhadap  pekerjaan yang dilakukan
13, 14
2
Penghasilan kerja
15
1
Hubungan yang harmonis
Saling membantu rekan kerja
16
1
Menjaga silahturahmi
17, 18
2
Pengalaman kerja
Lama waktu/ masa kerja
Mudah berbaur dengan rekan kerja
1, 2
2
Pendapatan yang cukup
3
1
Mempermudah pekerjaan
4
1
Tingkat pengetahuan dan ketrampilan
Inisiatif dalam bekerja
5
1
Hasil pekerjaan memuaskan
6, 7
2
Bekerja sesuai dengan prosedur
8
1
Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan
Bagus dalam penguasaan peralatan kerja
9
1
Ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan
10, 11
2
Kinerja karyawan
Motivasi
Semangat bekerja
1
1
Mengejar target individu
2,3
2
Pengalaman kerja
Target maksimal
4, 5
2
Pelatihan
Memperhatikan kualitas produk dan kualitas kerja
6, 7
2
Pendidikan
Penguasaan pengetahuan
8, 9, 10, 11
4
Keahlian
Penguasaan alat
12, 13, 14, 15
5
Jumlah
44





Lampiran 2
Kuisioner / Angket

I.            IDENTITAS REPONDEN
Nama *)                :
Jenis Kelamin        : Laki-laki / Perempuan **)
Usia                       :
Pendidikan                        :
Lama Kerja           :
*) : Boleh tidak diisi
**) : Coret yang tidak perlu

II.            PETUNJUK PENGISIAN
1.      Sebelum mengisi pertanyaan/pernyataan berikut, kami memohon
kesediaan Bapak/Ibu untuk membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian
ini.
2.      Setiap pertanyaan pilihan salah satu jawaban yang paling sesuai dengan
keaadaan Bapak/Ibu, lalu bubuhkan tanda “Check list” (√) pada kolom
yang tersedia.
3.      Keterangan pilihan:
SS        = Sangat setuju
S          = Setuju
N         = Netral
TS        = Tidak setuju
STS     = Sangat tidak setuju

III.            Kuisioner/ Angket

A.    Motivasi
No
PERTANYAAN
PILIHAN JAWABAN
ST
S
N
TS
STS
1
Bagi saya, keberhasilan dalam pekerjaan merupakan hal yang utama.





2
Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, saya harus mendapatkan hasil yang terbaik.





3
Untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi, saya bersedia mengerjakan tugas tambahan.





4
Dalam bekerja saya selalu mencapai target.





5
Target kerja tidak penting, yang penting pekerjaan selesai.





6
Saya bersedia bekerja keras untuk memperoleh penghargaan.





7
Dengan adanya pujian dari atasan maka saya termotivasi untuk bekerja lebik rajin lagi.





8
Saya bersedia menolong meskipun tidak diminta.





9
Saya menganggap rekan-rekan kerja sebagai keluarga.





10
Saya bertanggung jawab penuh atas pekerjaan saya.





11
Saya berusaha menyelesaikan pekerjaan sebelum batas waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan.





12
Saya akan tetap melaksanakan pekerjaan dengan segera walaupun tidak dituntut
diselesaikan secepatnya.





13
Saya merasa senang dengan pekerjaan saya hadapi sekarang.





14
Saya merasa bangga dengan bekerja di perusahaan ini.





15
Penghasilan yang saya terimasaat ini sudah sangat memuaskan.





16
Saya bersedia menolong meskipun tidak diminta.





17
Saya merasa senang dengan karyawan-karyawan yang lain karena ramah.





18
Saya merasa senang dengan manager perusahaan yang selalu menjaga komunikasi dengan karyawan







B.     Pengalaman kerja
No
PERTANYAAN
PILIHAN JAWABAN
ST
S
N
TS
STS
1
Saya mudah berbaur dengan karyawan lain karena saya senior.





2
Saya tidak mudah berbaur dengan karyawan lain karena saya junior.





3
Pendapatan saya tiap bulannya sesuai dengan masa kerja saya.





4
Pengalaman kerja yang saya miliki membantu saya dalam bekerja





5
Dengan keterampilan yang saya miliki, saya memiliki inisiatif dalam bekerja.





6
Selama bekerja saya hamper tidak melakukan kesalahan.





7
Hasil pekerjaan saya memuaskan pimpinan.





8
Saya bekerja sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku.





9
Saya dapat menguasai peralatan kerja yang disediakan oleh perusahaan.





10
Saya menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.





11
Hasil pekerjaan saya memuaskan pimpinan.







C.    Kinerja karyawan
No
PERTANYAAN
PILIHAN JAWABAN
ST
S
N
TS
STS
1
Saya merasa senang dengan pekerjaan saya hadapi sekarang.





2
Saya giat bekerja agar menjadi karyawan tetap.





3
Saya giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.





4
Dalam melaksanakan pekerjaan saya berusaha untuk mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan.





5
Target kerja tidak penting, yang penting pekerjaan selesai.





6
Dalam bekerja saya kurang memperhatikan kualitas produk yang saya hasilkan.





7
Saya berusaha untuk meningkatkan kualitas kerja.





8
Selama bekerja saya hamper tidak melakukan kesalahan.





9
Saya sangat menjaga ketepatan waktu dan kesempurnaan hasil pekerjaan.





10
Mutu dari hasil kerja saya selalu memenuhi standar yang telah ditetapkan.





11
Saya tidak pernah mengeluh dan merasa
berat terhadap beban yang menjadi tanggungjawab saya.





12
Saya dapat menguasai peralatan kerja yang disediakan oleh perusahaan.





13
Saya tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik.





14
Saya bekerja sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku.





15
Keahlian yang saya miliki masih dibawah rata-rata dari karyawan yang lain.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar