A.
Pengertian
Kebenaran
Apakah
kebenaran itu? Inilah pertanyaan tentang
kebenaran yang banyak diperdebatkan oleh teologiwan, filsuf, dan ahli logika. Dalam kamus umum bahasa Indonesia menurut Purwadarminta
ditemukan arti kebenaran diantaranya yaitu keadaan sesuatu yang benar dan
sungguh-sungguh ada.
Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan obyek, bisa juga diartikan
suatu pendapat atau perbuatan seseorang yang sesuai dengan (atau tidak ditolak
oleh) orang lain dan tidak merugikan diri sendiri. Pengetahuan yang
benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan obyeknya.
Kita manusia bukan hanya sekedar ingin tahu, tetapi ingin
mengetahui kebenaran. Kita juga selalu ingin memiliki pengetahuan yang benar.
B.
Proses Memperoleh
Kebenaran
Cara untuk memperoleh kebenaran berbeda-beda. Dari berbagai
cara untuk memperoleh kebenaran dapat dilihat dengan cara ilmiah dan non
ilmiah. Cara-cara untuk menemukan kebenaran sebagai mana diuraikan oleh Hartono Kasmadi, dkk.,(1990) sebagai berikut:
1. Penemuan secara kebetulan
1. Penemuan secara kebetulan
Penemuan
kebenaran secara kebetulan yaitu penemuan yang berlangsung tanpa
disengaja. Dalam sejarah manusia, secara kebetulan itu banyak juga yang berguna
walaupun terjadinya tidak dengan cara yang ilmiah, tidak disengaja,dan tanpa
rencana.Cara ini tidak dapat diterima dalam metode keilmuan untuk menggali
pengetahuan atau ilmu.
2. Penemuan coba dan ralat’(trial and
error)
Penemuan
cobadan ralat terjadi tanpa ada kepastian akan berhasil atau tidak berhasil kebenaran
yang dicari. Memang ada aktivitas mencari kebenaran, tetapi aktivitas itu
mengandung unsur spekulatif atau untung-untungan. Penemuan dengan cara ini
kerap kali memerlukan waktu yang lama, karena memang tanpa rencana, tidak
terarah, dan tidak diketahui tujuannya. Cara coba dan ralat ini pun
tidak dapat diterima sebagai cara yang ilmiah dalam usaha untuk mengungkapkan
kebenaran.
3. Penemuan melalui otoritas atau kewibawaan
Pendapat
orang-orang yang memiliki kewibawaan, misalnya orang-orang yang mem-punyai kedudukan dan kekuasaan sering di terima sebagai kebenaran meskipun pendapat
itu tidak didasarkan pada pembuktian ilmiah. Pendapat itu tidak berarti
tidak ada gunnya. Pendapat itu tetap berguna, terutama alam merangsang usaha
penemuan baru bagi orang-orang yang menyangsikannya. Namun demikian adakalanya
pendapat itu ternyata tidak dapat dibuktika kebenarannya.
4. Penemuan secara spekulatif
Cara
ini mirip dengan cara coba dan ralat. Seseorang yang menghadapi suatu masalah
yang harus dipecahkan pada penemuan secara spekulatif, mungkin sekali iamembuat
alternatif pemecahan. Kemudian memilih salah satu alternatif pemecahan, sekali
pun tidak yakinbenar mengenai keberhasilannya.
5. Penemuan kebenaran lewat cara berfikir kritis dan rasional
Dalam
menghadapi masalah, manusia berusaha menganalisisnya berdasarkan pengalam-an dan
pengetahuan yang dimiliki untuk sampai pada pemecahan yang tepat.Cara berfikir
yang ditempuh pada tingkat permulaan dalam memecahkan masalah adalah dengan
cara berpikir analitis dan cara berpikir sintetis.
6. Penemuan kebenaran melalui penelitian ilmiah
Cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah yang dilakukan penelitian. Penelitian
adalah penyaluran hasrat ingin tahu pada manusia dalam taraf keilmuan.Penyaluran
sampai pada taraf setinggi ini disertai oleh keyakinan bahwa ada sebab bagi
setiap akibat, dan bahwa setiap gejala yang tampak dapat dicari penjelasannya
secara ilmiah. pada setiap penelitian ilmiah melekat ciri-ciri umum
yaitu pelaksanaannya yang metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang logis
dan koheren. Artinya, di tuntut adanya sistem dalam metode maupun dalam
hasilnya dan setiap penelitian ilmiah harus bersifat objektif.
Dalam
kegiatan (riset) untuk memperoleh
kebenaran diperlukan tahapan atau cara-cara tertentu (spesifik). Tahapan-tahapan
itu antara lain:
- Informasi, merupakan data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
- Data, merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
- Fakta, merupakan segala sesuatu yang tertangkap oleh indera manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi kenyataan.
Dari tahapan-tahapan diatas
kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan kebenarannya. Ilustrasi dari
tahapan diatas sebagai berikut:
Pelajar
Korban Guru Cabul Dibayar Rp 20.000,- Tiap Jaga Warung
AI (17), pelajar sebuah SMA menjadi korban
pencabulan guru keseniannya, AP (47), mengaku dibayar Rp 20.000,- setiap habis
dicabuli saat menjaga warung. AI juga mengaku sudah dicabuli sejak 2013 dengan
berbagai modus. (FAKTA)
Saat dikonfirmasi di Mapolsek Teluk Segara Kota
Bengkulu, AP membantah uang yang diberikan kepada para korban itu sebagai upah
untuk membayar jasa kencan.
“Itu yang untuk upah harian mereka
karena mambantu saya mengurus warung”. Sanggah AP. (INFORMASI)
Pelaku AP (47) oknum guru honorer salah satu SMA
Swasta warga Kelurahan Semarang, Kecamatan Sungai Serut, Kota Bengkulu. Mencabuli
empat pelajar di rumahnya selama hamper 3 tahun. Perbuatan asusila ini terjadi
sejak 2013 lalu. (DATA)
Ulah tidak senonoh itu terbongkar setelai AI (17)
memberanikan diri melapor ke Mapolsek Teluk Segara Kota Bengkulu. (INFORMASI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar