Kamis, 03 Maret 2016

Metodologi Penelitian

A.    Pengertian Kebenaran
Apakah kebenaran itu? Inilah pertanyaan tentang kebenaran yang banyak diperdebatkan oleh teologiwan, filsuf, dan ahli logika. Dalam kamus umum bahasa Indonesia menurut Purwadarminta ditemukan arti kebenaran diantaranya yaitu keadaan sesuatu yang benar dan sungguh-sungguh ada. 
Kebenaran adalah persesuaian antara pengetahuan dan obyek, bisa juga diartikan suatu pendapat atau perbuatan seseorang yang sesuai dengan (atau tidak ditolak oleh) orang lain dan tidak merugikan diri sendiri. Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan obyeknya.
Kita manusia bukan hanya sekedar ingin tahu, tetapi ingin mengetahui kebenaran. Kita juga selalu ingin memiliki pengetahuan yang benar.

B.     Proses Memperoleh Kebenaran
Cara untuk memperoleh kebenaran berbeda-beda. Dari berbagai cara untuk memperoleh kebenaran dapat dilihat dengan cara ilmiah dan non ilmiah. Cara-cara untuk menemukan kebenaran sebagai mana diuraikan oleh Hartono Kasmadi, dkk.,(1990) sebagai berikut:
1. Penemuan secara kebetulan
        Penemuan kebenaran secara kebetulan yaitu penemuan yang berlangsung tanpa disengaja. Dalam sejarah manusia, secara kebetulan itu banyak juga yang berguna walaupun terjadinya tidak dengan cara yang ilmiah, tidak disengaja,dan tanpa rencana.Cara ini tidak dapat diterima dalam metode keilmuan untuk menggali pengetahuan atau ilmu.
2. Penemuan coba dan ralat’(trial and error)
     Penemuan cobadan ralat terjadi tanpa ada kepastian akan berhasil atau tidak berhasil kebenaran yang dicari. Memang ada aktivitas mencari kebenaran, tetapi aktivitas itu mengandung unsur spekulatif atau untung-untungan. Penemuan dengan cara ini kerap kali memerlukan waktu yang lama, karena memang tanpa rencana, tidak terarah, dan tidak diketahui tujuannya.  Cara coba dan ralat ini pun tidak dapat diterima sebagai cara yang ilmiah dalam usaha untuk mengungkapkan kebenaran.
3.  Penemuan melalui otoritas atau kewibawaan
      Pendapat orang-orang yang memiliki kewibawaan, misalnya orang-orang yang mem-punyai kedudukan dan kekuasaan sering di terima sebagai kebenaran meskipun pendapat itu tidak didasarkan pada pembuktian ilmiah. Pendapat itu tidak berarti tidak ada gunnya. Pendapat itu tetap berguna, terutama alam merangsang usaha penemuan baru bagi orang-orang yang menyangsikannya. Namun demikian adakalanya pendapat  itu ternyata tidak dapat dibuktika kebenarannya.
4.  Penemuan secara spekulatif
      Cara ini mirip dengan cara coba dan ralat. Seseorang yang menghadapi suatu masalah yang harus dipecahkan pada penemuan secara spekulatif, mungkin sekali iamembuat alternatif pemecahan. Kemudian memilih salah satu alternatif pemecahan, sekali pun tidak yakinbenar mengenai keberhasilannya.
5. Penemuan kebenaran lewat cara berfikir kritis dan rasional
       Dalam menghadapi masalah, manusia berusaha menganalisisnya berdasarkan pengalam-an dan pengetahuan yang dimiliki untuk sampai pada pemecahan yang tepat.Cara berfikir yang ditempuh pada tingkat permulaan dalam memecahkan masalah adalah dengan cara berpikir analitis dan cara berpikir sintetis.
6. Penemuan kebenaran melalui penelitian ilmiah
    Cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah yang dilakukan penelitian. Penelitian adalah penyaluran hasrat ingin tahu pada manusia dalam taraf  keilmuan.Penyaluran sampai pada taraf setinggi ini disertai oleh keyakinan bahwa ada sebab bagi setiap akibat, dan bahwa setiap gejala yang tampak dapat dicari penjelasannya secara ilmiah.  pada setiap penelitian ilmiah melekat ciri-ciri umum yaitu pelaksanaannya yang metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang logis dan koheren. Artinya, di tuntut adanya sistem dalam metode maupun dalam hasilnya dan setiap penelitian ilmiah harus bersifat objektif.
Dalam kegiatan (riset) untuk memperoleh kebenaran diperlukan tahapan atau cara-cara tertentu (spesifik). Tahapan-tahapan itu antara lain:

  •    Informasi, merupakan data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
  •          Data, merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.
  •       Fakta, merupakan segala sesuatu yang tertangkap oleh indera manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi kenyataan.
Dari tahapan-tahapan diatas kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan kebenarannya. Ilustrasi dari tahapan diatas sebagai berikut:
Pelajar Korban Guru Cabul Dibayar Rp 20.000,- Tiap Jaga Warung
AI (17), pelajar sebuah SMA menjadi korban pencabulan guru keseniannya, AP (47), mengaku dibayar Rp 20.000,- setiap habis dicabuli saat menjaga warung. AI juga mengaku sudah dicabuli sejak 2013 dengan berbagai modus. (FAKTA)
Saat dikonfirmasi di Mapolsek Teluk Segara Kota Bengkulu, AP membantah uang yang diberikan kepada para korban itu sebagai upah untuk membayar jasa kencan.
“Itu yang untuk upah harian mereka karena mambantu saya mengurus warung”. Sanggah AP. (INFORMASI)
Pelaku AP (47) oknum guru honorer salah satu SMA Swasta warga Kelurahan Semarang, Kecamatan Sungai Serut, Kota Bengkulu. Mencabuli empat pelajar di rumahnya selama hamper 3 tahun. Perbuatan asusila ini terjadi sejak 2013 lalu. (DATA)
Ulah tidak senonoh itu terbongkar setelai AI (17) memberanikan diri melapor ke Mapolsek Teluk Segara Kota Bengkulu. (INFORMASI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar